Sabtu, 09 April 2011

Bulan Buatan Manusia? (part 4)

3 hipotesa tak terbukti
Berbicara mengenai asal-usul rembulan, selama ini ilmuwan beranggapan eksis 3 macam kemungkinan.Pertama, yang dinamakan teori penangkapan, yaitu bulan asalnya sebuah benda di langit, tatkala mendekati bumi, tertangkap bumi dan jadilah ia satelit bumi. Kedua, teori satu sumber. Di dalam proses evolusi sistem tata surya, alam semesta bagaikan segumpal kabut awan, dengan perlahan membeku menjadi sebuah bumi, pada tepiannya terbentuk sebuah bulan yang ikut berputar. Ketiga, disebut teori ledakan, atau teori perpecahan, dikatakan bumi tiba-tiba meledak, sebagiannya terlontar keluar terbentuklah bulan. Dewasa ini ketiga macam hipotesa ini terbukti hampir tidak mungkin terjadi. Misalnya teori penangkapan bumi. Bulan yang memiliki diameter 27% dari bumi dengan mudahnya tersedot ke dalam orbit bumi, hal ini di mata ilmuwan astronomi merupakan fenomena yang sangat tidak mungkin terjadi. Apalagi sudut bulan saat memasuki orbit planet dibutuhkan kecermatan luar biasa, selisih sedikit saja tidak bisa. Begitu tidak hati-hati maka mudah ditangkap oleh bintang-bintang besar lain dalam sistem tata surya.
Meski bulan secara kebetulan dengan sudut yang begitu presisi memasuki lingkaran bumi dan bisa mengelilingi bumi juga seharusnya berbentuk elips, bukannya orbit bulan yang berbetuk bulat mulus itu.
Kedua teori yang lain, teori satu sumber dan teori perpecahan, dilihat dari sudut pandang susunan materi, seharusnya komposisi dan struktur bulan dan bumi kurang lebih sama. Tetapi pesawat antariksa Apollo AS membawa serta banyak sampel dari bulan. Penelitian usia bebatuan bulan menunjukkan, dalam hal masa terbentuknya bulan agak lebih dahulu daripada bumi. Batuan di permukaan bulan yang paling kuno terbentuk pada 4,6 miliar tahun lalu (sebagian bebatuan berusia 7 miliar tahun), sedangkan waktu terbentuknya batuan yang paling tua di bumi kita hanyalah 3,9 miliar tahun. Terdapat 6 jenis elemen yang tidak dimiliki bumi, inilah yang tidak dijelaskan pada teori satu sumber dan teori perpecahan.
Meski ketiga macam hipotesa tentang terbentuknya bulan oleh alam tidak terbukti, maka bulan itu sesungguhnya berasal dari mana? Jangan-jangan ia dibuat manusia? Ketika pemikiran tidak biasa ini muncul di dalam alam pikir yang luas, banyak orang yang terkungkung konsep tradisional, langsung timbul emosi penolakan dari dalam hatinya. Akan tetapi, banyak ilmuwan pemberani sudah sesuai dengan bukti ilmiah beranggapan “bulan adalah buatan manusia”.
Di bawah ini adalah ringkasan sederhana hasil investigasi bulan oleh para perintis iptek tersebut.

Bulan: Satelit yang “terlalu besar”
Mengenai ukuran bulan. Ilmuwan menemukan, bulan adalah sebuah benda langit yang abnormal, ia jauh lebih besar daripada satelit benda langit. Sejumlah planet dalam sistem tata surya ini memiliki satelit, ini fenomena alami yang sering terjadi. Namun bulan kita memiliki sebuah ukuran yang “tidak lumrah”, boleh dibilang sebagai sebuah satelit, volumenya apabila dibandingkan dengan induk planet yakni bumi, betul-betul terlalu besar.
Silakan cermati data berikut: Diameter bumi 12.756 km, sedangkan diameter bulan 3.467 km, sekitar 27% dari diameter bumi. Diameter Mars 6.787 km, ia memiliki 2 satelit, yang lebih besar berdiameter 23 km, atau 0,34% dari Mars. Planet Jupiter berdiameter 142.800 km, mempunyai 13 buah satelit, yang paling besar berdiameter 5.000 km atau 3,5% dari planet Jupiter. Planet Saturnus berdiameter 120.000 km, ia mempunyai 23 buah satelit, yang terbesar berdiameter 4.500 km atau 3,75% dari planet Saturnus.
Satelit dari planet-planet lain, diameternya belum pernah melampaui 5% dari bintang induknya, namun bulan malah mencapai 27%. Ini menandakan bulan bukanlah sebuah benda langit yang biasa-biasa saja.
Diameter bulan 1/395 diameter matahari, sedangkan rasio jarak bulan dengan bumi, dan dengan matahari adalah 1/395. Perbandingan yang sama itu menyebabkan dari atas permukaan bumi besar-kecilnya bulan dengan matahari terlihat persis sama. Fenomena ini dibahas dari sisi ilmu astronomi “tidak lazim”, minimal dengan planet lainnya di dalam sistem tata surya mutlak tak dapat ditemukan gejala serupa untuk kedua kalinya.
Menghadap Bumi dengan sisi yang sama
Membicarakan bulan, tak urung akan terpikir (bagi masyarakat tradisional Tionghoa) tekstur di permukaan bulan yang berbentuk seperti “gambar” kadang mirip figur orang, pohon atau hewan, sehingga lahirlah dongeng China kuno seperti Wu Gui Menebang Pohon dan Kelinci Meracik Jamu. Bulan selamanya berbentuk seperti itu, karena saat mengelilingi bumi ia senantiasa dengan sisi yang sama menghadap bumi.
Dari titik ini saja sudah sangat muskil. Dari sudut pandang ilmu astronomi, satelit yang sinkron harus melalui perhitungan yang sangat cermat dan tiada orang yang mengetahui bulan telah berapa lama mengelilingi bumi, apabila terjadi sedikit pergeseran saja, salah satu sisinya tidak mungkin selamanya menghadap bumi.
Umat manusia baru memperoleh gambaran rupa punggung bulan, setelah pesawat antariksa melakukan pemotretan. Mengapa bulan selalu dengan sisi yang sama menghadap bumi?
Ini disebabkan, dengan kecepatan rotasi 16,56 km/jam, di sisi lain ia juga berevolusi mengelilingi bumi. Aksial spin yang abnormal, dengan kecepatan sangat cepat, jauh lebih cepat dari kecepatan yang seharusnya dimiliki planet sejenis dengan ukuran dan jarak yang sama. Waktu yang ia perlukan untuk berotasi satu putaran, “kebetulan” waktunya persis sama dengan revolusi satu kali putaran. Itulah mengapa bulan selalu menghadap bumi dengan sisi yang tetap.
Dahulu ilmu astronomi memperkirakan punggung bulan tak berbeda banyak dengan sisi depannya, juga memiliki banyak kawah dan lautan lava. Namun dari foto-foto yang dikirim pesawat antariksa ternyata berbeda banyak. Punggung bulan meski terdapat banyak kawah dan lembah serta konturnya naik turun tidak beraturan, kebanyakan kawah kecil dan pegunungan, hanya terdapat sedikit lautan lava.
Perbedaan kedua sisi bulan tersebut, tak mampu dijawab oleh para ilmuwan. Secara logika, bulan merupakan benda langit alami di ruang hampa, dalam jangka waktu lama, mestinya kedua sisi tersebut berpeluang menerima hantaman meteorit yang seharusnya sama. Bagaimana bisa terdapat perbedaan pada sisi depan dan punggungnya?
Yang lebih mengejutkan orang, beberapa ribu tahun lalu, Suku Maya ternyata mampu mengukir bentuk punggung bulan pada daun pintu Kuil Bulan guna menyembah dewa mereka. Apakah orang Maya pernah terbang ke ruang angkasa dan menyaksikan punggung bulan?
Bentuk orbit bulan bundar
Pada umumnya orbit satelit alami berbentuk elips, padahal orbit bulan berbentuk bundar (radius orbit itu 380.000 km), kita mengetahui, hanya orbit satelit buatan manusia yang berbentuk bundar. Jangan-jangan bulan hanyalah sebuah satelit raksasa ciptaan manusia?

(Bersambung ke part 5)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar